Baca Juga : Menteri Pariwisata dan Ekraf Berharap SMSI Berperan Bangkitkan Pemulihan Ekonomi
Sitinjausumbar.com - Nahdlatul Ulama (NU) sudah banyak berbuat untuk kepentingan bangsa dan negara Indonesia. Baik sebelum kemerdekaan, masa-masa perjuangan meraih kemerdekaan maupun setelah kemerdekaan.
Demikian terungkap dalam webinar Hari Lahir (Harlah) NU ke-95 yang diselenggarakan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumatera Barat, Kamis (4/2/2021) malam, di Padang. Turut memberikan sambutan Ketua Umum PBNU Prof. KH Said Aqil Siraj, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, Ketua Tanfidziyah PWNU Sumbar Prof. Ganefri, narasumber Walikota Padang Mahyeldi Ansyarullah, tausyiah dari Mustasyar PWNU Sumbar Prof. Asasriwarni dan khutbah iftitah dari Rais Syuriah PWNU Sumbar Hendri.
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj menyebutkan, NU sebagai kekuatan sosial society akan selalu menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Menjaga tidak hanya fisiknya, tapi juga menjadi kepribadian, jati diri, budaya dan akhlaknya. Jika ini tidak dijaga, maka negara Indonesia bisa hancur.
”Kita bersyukur KH Hasyim Asy’ari jauh sebelum kemerdekaan Indonesia sudah meletakkan konsep nasionalisme harus disandingkan dengan agama. Sehingga mencintai tanah air merupakan sebagian dari iman. Mempertahankan tanah air dari serangan musuh (Belanda) adalah wajib ketika perang kemerdekaan,” kata Kiai Said.
Indonesia yang terdiri dari penganut agama yang berbeda, suku bangsa, pulau dan bahasa yang berbeda, tapi mencintai tanah airnya untuk bersatu. Sehingga mampu hidup berdampingan dan damai. Sedangkan di Timur Tengah terus terjadi perang saudara. Karena tidak memiliki konsep seperti yang dilahirkan KH Hasyim Asy’ari, kata Kiai Said.
Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno juga menyebutkan, NU selalu berjuang untuk bangsa Indonesia. Dengan Harlah ke-95 ini, ternyata NU sudah berumur tua yang sudah banyak berbuat untuk bangsa dan negara Indonesia. ”Walaupun demikian, NU tetap harus meningkatkan perannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata Irwan Prayitno.
Walikota Padang Mahyeldi Ansyarullah menambahkan, ulama dan Nahdlatul Ulama memang tidak diragukan perannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Ulama mampu memberikan kesejukkan dan kedamaian kepada masyarakat. Termasuk dalam kondisi wabah pandemi Covid-19 yang melanda negeri ini.
”Setidaknya sekitar Rp 250 miliar anggaran pembangunan tidak jadi dilaksanakan karena Covid-19. Anggaran tersebut harus digunakan untuk menyelesaikan atau penanggulangan Covid-19 di Kota Padang yang melanda negeri ini. Tentu hal yang sama juga dilakukan oleh daerah-daerah lain. Artinya, pandemi Covid-19 ini sangat dirasakan masyarakat yang menimbulkan berbagai dampak di tengah masyarakat,” kata Mahyeldi.
Karena itu, peran ulama, nasehat, tausyiah dari ulama dan NU untuk memberikan kesejukkan, memantapkan akidah, keimanan dan ketahanan masyarakat menghadapi pandemi Covid-19 ini sangatlah penting. Rasa satu kesatuan umat dalam menghadapinya tetap terus dibutuhkan, tutur Mahyeldi yang juga Gubernur Sumatera Barat terpilih 2021-2026.
”Tentunya Harlah NU ke-95 ini, NU akan memberikan peran yang lebih optimal terhadap negara Indonesia yang kita cintai ini,” kata Mahyeldi mengakhiri. (02)